Dalam bola basket, tidak ada posisi statis yang lebih penting daripada Triple Threat. Posisi ini merupakan fondasi keterampilan fundamental bagi setiap pemain, dari tingkat pemula hingga profesional. Menguasai Triple Threat berarti seorang pemain memegang bola, siap untuk melakukan tiga opsi serangan secara instan: menembak (shoot), mengoper (pass), atau menggiring (dribble). Menguasai Triple Threat adalah kemampuan untuk menjaga lawan dalam ketidakpastian, memaksa mereka bereaksi, bukan berinisiatif. Menguasai Triple Threat adalah penentu seberapa besar dampak seorang pemain terhadap alur serangan timnya.
Secara fisik, posisi Triple Threat dicirikan dengan lutut yang ditekuk, tubuh sedikit condong ke depan, dan bola dipegang erat di antara pinggul dan dada, terlindungi dari jangkauan lawan. Kaki yang dominan diletakkan sedikit di depan, berfungsi sebagai kaki pivot (pivot foot) yang dapat berputar untuk membuka sudut operan atau tembakan. Posisi tubuh yang rendah dan seimbang ini memastikan pemain siap meledak ke salah satu dari tiga opsi serangan tersebut dengan cepat dan efisien.
Pentingnya Triple Threat terletak pada dampaknya terhadap pertahanan lawan. Ketika pemain Menguasai Triple Threat, pemain bertahan lawan (defender) harus mengambil keputusan seketika:
- Jika defender mundur: Ini memberikan ruang dan waktu bagi pemain untuk melakukan tembakan (jump shot).
- Jika defender terlalu dekat: Ini membuka jalur bagi pemain untuk menggiring bola melewati (drive to the basket) atau menggunakan kaki pivot untuk berputar dan mencari celah.
- Jika defender fokus pada tembakan: Ini menciptakan kesempatan emas untuk mengoper bola ke rekan satu tim yang mungkin sudah berada dalam posisi terbuka.
Dalam analisis data performa Liga Basket Profesional (LBP) musim 2024, point guard dan shooting guard yang mencatat efisiensi serangan tertinggi adalah mereka yang mampu berada dalam posisi Triple Threat setidaknya 60% dari total waktu penguasaan bola mereka. Kemampuan ini menunjukkan kematangan pengambilan keputusan. Dengan mengintegrasikan gerakan jab step (gerakan tipuan kaki) dari posisi Triple Threat, seorang pemain dapat memancing reaksi lawan sebelum melancarkan serangan sesungguhnya. Oleh karena itu, Triple Threat bukan hanya tentang memegang bola, melainkan tentang kontrol situasi dan memaksakan kehendak pada pertahanan lawan.
